NAMA : MAAARIJ ALDO PRATAMA
NIM : 2115R1125
NIM : 2115R1125
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt,
karena atas limpahan rahmatnya,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.
Dengan tujuan
penulisan sebagai sumber bacaan yang
dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula
dengan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Namun penulis
cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
Surah al-falaq
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Semakin canggihnya ilmu pengetahuan,
semakin majunya peredaran zaman dan manusiapun beragam. kemewahan di
bidang harta tidak akan menjamin kebahagiaan seseorang jika orang tersebut
tidak bisa menikmati kekayaan itu, apalagi bagi orang yang serba kekurangan
atau merasa kurang cukup terus-menerus. Banyak anak-anak yang tidak patuh lagi
kepada orang tuanya, tentunya sangat dikhawatiran yang mengakibatkan perasaan
tidak tenang dan selalu gelisah, bahkan banyak orang yang mengalami penyakit
stress yang mereka sendiri tidak tahu obatnya, mencari tempat berpegang kepada
siapa dan bagaimana cara menenangkan perasaan yang stress itu, bahkan mereka
sering bingung, dihinggapi rasa takut dan rasa bersalah yang tidak tahu sebabnya.
Oleh karena itu, tentu sangat perlu
dijelaskan bagaimana pendidikan anak sebelum lahir, masa bayi, masa
kanak-kanak, dewasa, bahkan sampai mereka tua. Pendidikan anak pada usia dini
juga sangat dianjurkan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan. Karena pendidikan agama islam sejak dini sengat berpengaruh
terhadap pembentukan karakter dan kepribadian peserta didik. Proses belajar dan
pembelajaran bisa dilakukan pada jalur formal maupun informal.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah yang dibahas dalam makalah ini terinci sebagai berikut.
1.
Bagimana
pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga?
2.
Bagaimanna
pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam sekolah?
3.
Bagaimana
pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
Surat Al Ikhlas
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.
Surat Al Ikhlash ini menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah sesudah surat An Naas. Dinamakan Al Ikhlas karena surat ini sepenuhnya menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang kemurnian keesaan Allah s.w.t. dan menolak segala macam kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya.
Surat Al Ikhlash ini menegaskan kemurnian keesaan Allah s.w.t.
Keutamaan:
Terdapat banyak hadist yang menyebut keutamaan surat
ini, bahwa membacanya sama seperti pahala membaca sepertiga isi
al-Qur’an karena setiap apa yang dikandung dalamnya merupakan penjelasan
isi surat al-Ikhlas. Sebab lain karena mengandung tiga dasar-dasar umum
syariat; yakni tauhid, ketetapan larangan-larangan (hudud) dan hukum-hukum, serta penjelasan hal amal perbuatan yang
menjamin kemurnian tauhid. Hadist riwayat Bukhori, Abu Daud dan Nasa’i
berasal dari Abu Said al-Khudhri mengatakan, bahwa ada seseorang
mendengar orang lain membaca Qul huwa Allahu ahad berulang
kali, lalu ketika datang waktu pagi orang itu datang menceritakannya
kepada Nabi SAW. seakan meremehkan bacaan itu, maka bersabda Nabi SAW.:
”Demi Allah, yang jiwaku berada dalam kuasaNya. Sesungguhnya bacaan
surat al-Ikhlas itu sama dengan sepertiga isi Al-Qur’an”.
Hadist lain diriwayatkan Imam Bukhori dari Abu Said
RA berkata, bahwa Rasul SAW bertanya kepada para Sahabat: ”Tidak
mampukah kalian membaca isi Al-Qur’an dalam semalam?” lalu sahabat
merasa keberatan dengan mengatakan siapa yang mampu melakukannya ya
Rasulullah, maka Nabi menunjukkan bahwa Allahu Al-wahid Ash-shomad merupakan sepertiga al-Qur’an.
Imam Muslim dan Tirmidzi meriwayatkan dari Abu
Hurairah RA berkata, bahwa Rasul SAW bersabda: ”Berkumpullah, karena aku
akan membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur’an” maka berkumpul
sebagian sahabat yang mau, kemudian beliau hadir dan membacakan Qul huwa Allahu ahad lalu
masuk lagi yang menyebabkan para sahabat saling bertanya sendiri. Maka
Rasulullah SAW berkata: ”Apa yang aku bacakan kepada kalian itu
merupakan sepertiga al-Qur’an, dan aku memahami kebenaran berita ini
berasal dari wahyu”. Lalu Nabi SAW keluar dan mengatakannya lagi: ”Aku
akan membaca untuk kalian sepertiga al-Qur’an, ketahuilah bahwa surat
al-Ikhlas mengimbangi kandungan sepertiganya”.
Imam Ahmad, Tirmidzi dan Nasa’i meriwayatkan hadist
dari Abu Ayyub al-Anshori bahwa Nabi SAW. bersabda: ”Tidak mampukah
kalian membaca isi Al-Qur’an dalam semalam? maka siapa yang membaca Qul huwa Allahu ahad, Allah ash-shomad di suatu malam, maka dia di malam itu telah membaca sepertiga al-Qur’an”.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Di dalam surah yang pendek ini terdapat banyak pelajaran yang dapat kita petik oleh manusia. Beberapa di antaranya adalah:
Perintah ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, terbatas dan memerlukan pertolongan. Yang layak dimintai pertolongan hanyalah pihak yang mempunyai kemurahan hati dan kekuasaan sehingga mau dan mampu memberikan pertolongan.Dialah ALLAH SWT semata.
1. Perintah untuk berdo’a kepada ALLAH tertuang dalam beberapaayat dan hadits. Tak hanya itu, Allah pun telah berjanji akan mengabulkannya( lihat QS Ghafir[40]: 60, al-baqoroh [2]: 186)
2. Besarnya bahaya bisikan jahat pada dada manusia. adapun yang dimintakan pada surah ini adalah perlindungan keselamatan agama. Ini menjadiperingatan bahwa bahaya yang menimpa agama , betapapun kecilnya lebih besar daripada bahata yang menimpa dunia betapapun besarnya.
3. mewaspadai semua jenis syetan. Dalam surah ini diberitakan bisikan jahat yang dapat menjerumuskan manusia adalah dari syetan. wajar saja karena syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. para syetan telah mengikrarkan diri ntuk terus menjerumuskan mausia sejak ketdak setujuan syetan akan penciptaan nabi Adam sampai nanti hari kiamat datang. Certia ini bisa kita lihat pada surah Al-Baqoroh ayat 30-40. Surah ini memberikan penjelasan kepada kita agar kitalebih waspada dan berhati- hati akan godaan dan bisikan syetandi dada kita. Oleh karena itu tempat berlindung satu satunya adalah hanya pada ALLAH SWT. wallahu ‘alam bi as- showab
Di dalam surah yang pendek ini terdapat banyak pelajaran yang dapat kita petik oleh manusia. Beberapa di antaranya adalah:
Perintah ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, terbatas dan memerlukan pertolongan. Yang layak dimintai pertolongan hanyalah pihak yang mempunyai kemurahan hati dan kekuasaan sehingga mau dan mampu memberikan pertolongan.Dialah ALLAH SWT semata.
1. Perintah untuk berdo’a kepada ALLAH tertuang dalam beberapaayat dan hadits. Tak hanya itu, Allah pun telah berjanji akan mengabulkannya( lihat QS Ghafir[40]: 60, al-baqoroh [2]: 186)
2. Besarnya bahaya bisikan jahat pada dada manusia. adapun yang dimintakan pada surah ini adalah perlindungan keselamatan agama. Ini menjadiperingatan bahwa bahaya yang menimpa agama , betapapun kecilnya lebih besar daripada bahata yang menimpa dunia betapapun besarnya.
3. mewaspadai semua jenis syetan. Dalam surah ini diberitakan bisikan jahat yang dapat menjerumuskan manusia adalah dari syetan. wajar saja karena syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. para syetan telah mengikrarkan diri ntuk terus menjerumuskan mausia sejak ketdak setujuan syetan akan penciptaan nabi Adam sampai nanti hari kiamat datang. Certia ini bisa kita lihat pada surah Al-Baqoroh ayat 30-40. Surah ini memberikan penjelasan kepada kita agar kitalebih waspada dan berhati- hati akan godaan dan bisikan syetandi dada kita. Oleh karena itu tempat berlindung satu satunya adalah hanya pada ALLAH SWT. wallahu ‘alam bi as- showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar