KISI-KISI UAS AGAMA ISLAM

1.        Terdapat beberapa teori tentang asal usul agama, salah satunya adalah teori wahyu, apa yang anda ketahui tentang teori wahyu?
Jawab :
Teori ini menyatakan bahwa kelakuan perilaku relegius manusia terjadi karena mendapat wahyu dari Tuhan.Teori ini disebut teori wahyu Tuhan, atau teori Revelasi. Pada mulanya, teori ini berasal dari seorang antropolog dan ilmuwan Inggris bernama Andrew Lang. Sebagai seorang ahli kesusastraan, Andrew Lang banyak membaca tentang kesustraan rakyat dari banyak suku bangsa di dunia. Dalam dongeng-dongeng itu, lang sering mendapatkan adanya seorang tokoh dewa, yang oleh suku-suku bangsa yang bersangkutan di anggap dewa tertinggi, pencipta alam semesta serta isinya, dan penjaga ketertiban alam dari kesulitan.
2.        Menurut anda, bagaimanakah fungsi agama dalam masyarakat?
a           Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing.
b           Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. Charles Kimball dalam bukunya Kala Agama Menjadi Bencana melontarkan kritik tajam terhadap agama monoteisme (ajaran menganut Tuhan satu). Menurutnya, sekarang ini agama tidak lagi berhak bertanya: Apakah umat di luat agamaku diselamatkan atau tidak? Apalagi bertanya bagaimana mereka bisa diselamatkan? Teologi (agama) harus meninggalkan perspektif (pandangan) sempit tersebut. Teologi mesti terbuka bahwa Tuhan mempunyai rencana keselamatan umat manusia yang menyeluruh. Rencana itu tidak pernah terbuka dan mungkin agamaku tidak cukup menyelami secara sendirian. Bisa jadi agama-agama lain mempunyai pengertian dan sumbangan untuk menyelami rencana keselamatan Tuhan tersebut. Dari sinilah, dialog antar agama bisa dimulai dengan terbuka dan jujur serta setara.
c           Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
d          Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
e           Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan masyarakat) yang memukau.
f            Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
g           Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
h           Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Alloh, itu adalah ibadah.
3.        Mengapa kita harus berpegang teguh pada Al Qur’an dan sunnah ?
Jawab :
Sebagai orang yang mengaku beragam Islam, wajib atas kita berpegang teguh pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi. Karena hanya 2 hal tersebut yang diwariskan nabi kita Muhammad SAW kepada kita semua sebagai umat Islam. Kalau kita berpegang teguh pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi dijamin tidak akan pernah sesat.
Sabda Rasulullah saw: "Aku meninggalkan kalian dua hal. Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu Kitab Alloh dan Sunnah NabiNya" (Hadits Riwayat Malik)
Dari hadits di atas sudah jelas bahwa Nabi Muhammad SAW sudah memberikan batasan yang jelas dalam menjalankan perintah Allah SWT dan dalam menjauhi larangan-Nya. Batasan-batasan dalam hal ibadah maupun dalam kehidupan bermasyarakat sudah pasti. Untuk hal ibadah harus ada tuntunannya dalam Al Qur'an ataupun Sunnah Nabi. Ibadah jika tanpa didasari ilmu agama yang berdasar pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi akan tertolak bahkan termasuk bentuk kesesatan. Ibadah yang tidak didasari ilmu agama yang berdasar pada Al Qur'an dan Sunnah Nabi ini maksudnya adalah suatu ibadah baru yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat-sahabatnya.
4.        Apa hubungan Al Qur’an dan sunnah ?
Jawab :
5.        Jelaskan bahwa aqidah dapat menumbuhkan kedisiplinan?
Jawab :
Disiplin yang dimaksud adalah kepatuhan atau ketaatan dalam mengikuti semua ketentuan dan tata tertib yang berlaku, termasuk hukum alam (sunnahtullah) dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, meliputi disiplin waktu dan disiplin dalam bekerja.
6.        Mengapa keberadaan aqidah islam sangat menentukan bagi seorang muslim?
Jawab :
a             Sebagai landasan/Pondasi seluruh ajaran Islam. Di atas keyakinan dasar inilah dibangun ajaran Islam lainya, yaitu syari’ah (hukum islam) dan akhlaq (moral Islam). Oleh karena itu, pengamalan ajaran Islam lainya seperti shalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak) dan seterusnya, dapat diamalkan di atas bagunan keyakinan dasar tersebut. Tanpa keyakinan dasar, pengamalan ajaran agama tidak akan memiliki makna apa-apa.
b             Untuk membentuk kesalehan seseorang di dunia, sebagai modal awal mencapai kebahagiaan di akhirat. Hal ini secara fungsional terwujud dengan adanya keyakinan terhadap kehidupan kelak di hari kemudian dan setiap orang mempertanggungjawabkan perbuatanya di dunia.
c             Untuk menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang menyimpang, seperti  bid’ah, khurafat, dan penyelewengan-penyelewengan lainya.
d            Untuk menetapkan seseorang sebagai muslim atau non muslim. Begitu pentingnya kajian akidah islam hingga bidang ini telah menjadi perbincangan serius di kalangan para ahli sejak zaman awal Islam sampai hari ini, termasuk di Indonesia. Di dalam apresiasinya, kajian mengenai bidang ini melahirkan beberapa aliran, seperti Suni.
7.        Jelaskan perbedaan antara nabi dan rasul!
Jawab :
Perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah : seorang Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT guna disampaikan kepada segenap umatnya.
8.        Sebut dan jelaskan empat sifat wajib bagi nabi dan rasul !
Jawab :
Para Nabi dan Rasul mempunyai 4 sifat wajib dan 4 sifat mustahil, serta satu sifat jaiz, yaitu :
a           Shiddiq (benar) >< Kizib (dusta).
b          Amanah (dapat dipercaya) >< Khianat (curang).
c           Tabliqh (Menyampaikan wahyu kepada umatnya)  >< Kitman (menyembunyikan Wahyu).
d          Fathonah (Pandai/cerdas) >< Jahlun (Bodoh).
9.        Bagaimana cara Allah menurunkan wahyu-Nya kepada nabi dan rasul ?
Jawab :
Allah swt dalam menurunkan wahyu kepada nabi dan rasul-Nya pada hakikatnya terdiri atas dua cara. Pertama, yakni melalui perantaraan Jibril as yang memang tugasnya sebagai malaikat pembawa wahyu. Kedua, yakni tidak melalui perantaraan.
Cara Pewahyuan melalui Perantaraan Malaikat Jibril
Mengenai cara pewahyuan melalui perantaraan malaikat Jibril tersebut, juga terdiri atas beberapa macam, yakni;
a         Cara pertama, datang kepadanya suara seperti dencingan lonceng dan suara yang amat kuat yang mempengaruhi faktor-faktor kesadaran, sehingga ia dengan segala kekuatannya siap menerima pengaruh itu. Cara ini yang paling berat buat Rasul. Apabila wahyu yang turun kepada rasulullah saw dengan cara ini, maka ia mengumpulkan segala kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghafal dan memahaminya, dan suara itu mungkin sekali suara “kepakan” sayap-sayap malaikat, seperti yang diisyaratkan di dalam hadis : Ali bin ‘Abdullah, memberitakan kepada kami, dari Sufyan, dari Umar, dari Ikrimah, dari Abu Hurairah, ia disampaikan oleh Nabi saw dalam sabdanya: Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit, maka para malaikat memukul-mukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya, bagaikan gemerincingnya mata rantai di atas batu-batu yang licin (HR. al-Bukhari)
b        Cara kedua, malaikat menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia. Cara yang demikian itu lebih ringan ketimbang cara pertama tadi dalam pewahyuan. Dalam hal ini, Rasul berhadapan langsung dengan malaikat.
Cara Pewahyuan tanpa Perantaraan Malaikat Jibril
Mengenai cara pewahyuan al-Quran tanpa perantaraan malaikat Jibril, adalah ;
a           Mimpi yang benar di dalam Tidur, sebagaimana dalam hadis, yakni ; Yahya bin Bukair memberitakan kepada kami, ia berkata dari al-Laiś, dari Uqail, dari Ibn Syihab, dari Urwah bin al-Zubayr, dari Asiyah Umm al-Mu’minīn, ia berkata : Sesunggungnya apa yang mula-mula terjadi bagi Rasulullah saw adalah mimpi yang benar di waktu tidur. Beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimi itu datang bagaikan terangnya pagi hari. Menurut keterangan dari berbagai rujukan (literatur), ditemukan pen-jelasan bahwa Rasulullah saw menerima wahyu dengan cara mimpi, sebagai persiapan baginya untuk menerima wahyu dalam keadaan sadar. Di dalam al-Quran wahyu yang diturunkan ketika beliau dalam keadaan sadar, kecuali bagi banyak orang yang mendakwakan bahwa surat al-Kauśar diturunkan melalui mimpi.
b          Wahyu diterima dari balik tabir tanpa melalui perantara, adalah sebagaimana yang terjadi pada nabi Mūsa as.
Cara pewahyuan al-Quran yang telah disebutkan di atas adalah berlaku umum bagi semua nabi dan rasul Allah. Sedangkan cara pewahyuan al-Quran yang khusus bagi Nabi Muhammad saw menurut pada ahli (mufassir) adalah terdiri atas atas tujuh cara, yakni ;
·   Dengan mimpi.
·   Dicampakkan ke dalam jiwa Nabi saw (dihembuskan ke dalam jiwanya) perkataan yang dimaksudkan, sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. al-Syura (42) ayat 52.
·       Wahyu datang kepada Nabi saw seperti gerincingan lonceng, yakni Nabi saw mendengar suara yang sangat kerasnya menyerupai gerincingan lonceng yang keras. Martabat inilah yang paling berat diterima Nabi saw.
·       Jibril memperlihatkan dirinya kepada Nabi saw dalam rupa seorang laki-laki yang sangat elok rupanya.
·       Jibril memperlihatkan dirinya kepada Nabi saw dalam rupanya yang asli, yang mempunyai enam ratus sayap.
·       Allah membicarakan Nabi saw dari belakang hijab, baik dalam keadaan Nabi saw sadar (jaga), sebagaimana yang terjadi pada malam isrā’, ataupun dalam keadaan tidur.
·       Israfil turun membawa beberapa kalimat dari wahyu, sebelum Jibril datang membawa wahyu al-Quran.
Berkenaan dengan cara pewahyuan al-Quran yang telah disebutkan di atas, oleh segolongan mufassir menambahkan bahwa adalagi cara pewahyuan yang tidak disebutkan belum disebutkan, yakni Tuhan langsung berbicara dengan Nabi saw bermuka-muka tanpa hijab. Pendapat ini berdasarkan kepada faham bahwa nabi saw mampu melihat Allah dengan mata kepala.
10.    Sebutkan keistimewaan Al – Qur’an sebagai kitab Allah SWT yang terakhir!
Jawab :
·              Al Quran terpeliharanya kemurnian sejak pertama kali diturunkan hingga akhir zaman Al Quran merupakan satu-satunya kitab suci yang masih asli dan murni isi dan ajaran-ajaranya walaupun sudah mencapai usia kurang lebih 15 abad lamanya. Allah berfirman : "Sesungguhnya kami telah menurunkan Al Quran dan sedungguhnya Kami tetap memelihara" (QS. Al Hijr:9). Penulisan Al Quran itu di koordinir oleh Rasullullah SAW sendiri, sehingga kalau ada kekeliruan dapat langsung ditanyakan pada beliau. Disamping itu, banyak para sahabat yang menghafal Al Quran dengan bimbingan Rasulullah SAW. Dan usaha menghafal itu terus dilakukan hingga saat ini, sehingga pemalsuan mudah diketahui.
·              Al Quran memiliki susunan serta gaya bahasa yang sangat indah menakjubkan sehingga tidak mungkin ada yang menyainginya. Tidak ada seorangpun yang dapat menyainginya. Tidak ada seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagunganya. (QS. Al Baqarah : 23 dan QS. Al Isro : 88). Al Quran memiliki jumlah huruf yang seimbang dengan jumlah kata-katanya, baik antara kata dengan padananya, maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya. Sebagai contoh, kata "hayat" (hidup) berjumlah sama dengan "maut" (mati) masing-masing 145 buah, "akhirat" terulang sebanyak 115 kali sebanyak kata "dunia", kata "malaikat' terulang 88 kali sebanyak kata "syetan", kata "panas" terulang 4 kali sebanyak kata "dingin" dsb. Pantas saja Allah berfirman :"Allah menurunkan kitab Al Quran dengan penuh kebenaran dan keseimbangan. "(QS. As Syuro' : 17)
·              Isinya bebas dari campur tangan manusia dan tidak ada yang saling bertentangan
·              Isi dan ajaranya sesuai dengan fitrah (kodrat) manusia.
·              Al Quran apabila kita baca sudah merupakan suatu ibadah
·              Al Quran mudah dihafal, dipahami dan diamalkan. (QS. Al Qomar : 17 dan 34)
·              Isinya mencakup dan menyempurnakan ajaran-ajaran kitab-kitab sebelumnya.
·              Isi Al Quran juga ditujukan kepada semua umat manusia, tidak hanya untuk satu bangsa saja. (QS. Saba : 28)
·              Ajarannya sangat universal, sehingga berlaku untuk segala bangsa dan segala zaman serta memberi petunjuk dan pedoman yang lengkap, mendalam, dan mencakup semua kehidupan.
·              Al Quran mengandung prinsip persamaan derajat
·              Pembawanya (Muhammad) adalah orang yang ummi (tidak dapat membaca dan menulis) sehingga dapat membuktikan bahwa Al Quran itu benar-benar dari Allahbukan karangan manusia.
·              Diturunkanya Al Quran sebagai rahmat dari Allah. (QS. Al Isro':82)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar